Gue inget dulu waktu jaman masih single dan kerja, hari Jumat itu rasanya sakral banget. Setiap baru buka mata di Jumat pagi pasti sudah berasa banget 'aura'-nya itu beda. Bahkan buat orang-orang yang masih harus masuk kerja di hari Sabtu pun tetep bisa ngerasain bedanya aura hari Jumat, ya nggak?
Kebanyakan orang yang gue kenal memilih menghabiskan Jumat malamnya dengan nongki-nongki cantik. Begitu juga gue dulu. Pulang kantor, siap-siap and ready to paint the town red.
Semenjak jadi emak-emak, of course I don't have that kind of luxury anymore. Mau nongki-nongki cantik pun ngga bisa tenang karena pasti kepikiran rumah. Selera gue atau bagaimana gue lebih memilih menghabiskan hari Jumat pun berubah. Ada kalanya gue mau keluar atau makan 'mewah' dikit dibandingin waktu weekday. But most of the time, I'd prefer to stay home, put Aria to bed early, read a book and just relax.
Lain halnya dengan Mamat. Karena biasanya hari Jumat itu dia gajian, kaki dan pikirannya langsung gatel mau keluar dan itu selalu. Bahkan sebelum hari Jumat, dia sudah mulai research mau kemana. Iya, dia segitu excited-nya! Suami gue itu emang kakinya gatel. Kalau ada uang dikit, pasti bawaannya mau keluyuran.
Next, bule dan birnya. Definisi 'keluar' buat Mamat itu adalah sit somewhere and drink beer. Kayaknya uda anggepan umum kalau orang 'bule' ngga bisa lepas dari bir atau alkohol. Gue enggak bermaksud meng-generalisasi, buktinya ada kok temen bule gue yang ngga minum atau ngga gegilaan dengan alkohol tapi emang kebanyakan yang gue temuin dan temen-temen Mamat yah gitu, pulang ngantor langsung ngebir. Bilangnya sih emang, "have a pint/beer", tapi ujung-ujungnya pulang dengan mata sepet setengah a.k.a mabok.
The thing is, kalau dia biasa aja (which means ngga gegilaan), gue mah cuek. Selama dia ngga melalaikan tanggungjawab dia sebagai suami dan ayah. Karena admit it deh, lifestyle kayak itu tuh ngga murah. Berhubung kita masih jutawan Rupiah (belagu banget gue,lol!), bukan jutawan Dolar dampaknya ke keuangan kita pun berasa banget. But, I will talk about this in another time.
Nyatanya, Mamat bisa men-dewa-kan kebiasaan minumnya ini dan ini yang buat gue geram. Yang ngebete-in itu kalo kita kadang harus makan di tempat dimana mereka menyajikan bir. Untungnya ada yang masih bisa gue syukuri, yaitu dia bukan alcoholic akut jadi masih bisa dikontrol.
Anyway, kadang Jumat gue pun jadi menyebalkan gegara udah mau ngaso-ngaso nidurin Aria cepet, eh, masih ada bayi tua yang harus diurus lagi. And believe me, Mamat kalo uda mabok lebih ribet daripada ngurusin bayi yang baru lahir dan lagi sakit.
Para Ibu-Ibu atau Istri-istri yang ngalemin kayak gue, sabar-sabar aja dan banyak doa ya. Gue sendiri pun percaya Mamat pasti berubah. Gue selalu doa dan percaya. Ini juga alasan kenapa gue buka-bukaan tentang kehidupan rumah tangga gue di blog. Karena gue percaya suami gue bisa berubah dan gue mau sharing bagaimana prosesnya. Mungkin ngga sekarang, mungkin ngga dalam bulan depan atau tahun depan but he will. Because after all, nothing is impossible.
Blognya bagus, Mba. Saya suka blog yg berisi keseharian kayak gini soalnya udah jarang yg curhat di blog.
ReplyDeleteIkut mengaminkan utk harapannya ke suami.
Wah makasih Mbak. Jadi semangat nulis nih hehe.
DeleteMakasih doanya mbak. Amin!
Oh iya, salam kenal ya
Mudah2an Mamat segera berubah ya. Amiiin. Semangat menulis terus ya mbak.
ReplyDeleteAmiiin makasih doanya Mbak. Doain aku semangat nulis dan konsisten terus ya
Delete