About You & Me - Mrs Bule

Monday 14 May 2018

About You & Me


How do you see youself and your partner in a relationship or a marriage? As an equal or one is higher than the other? Apa kedudukan pria lebih tinggi hanya karena ia yang mencari nafkah dan memberi atap di atas kepala? Apa kedudukan wanita lebih tinggi hanya karena ia yang bertanggungjawab mengurus rumah dan menghadapi semua tangis, kerewelan dan juga tawa anak? Tapi bagaimana kalau posisinya dibalik?

Gw lebih memilih untuk melihat posisi kita itu equal karena menurut gw masing-masing memiliki peranan dan tanggungjawab yang penting dalam suatu hubungan. Dalam konteks ini maksud gw adalah dalam keluarga. Nyatanya, dalam praktek nggak gitu coy! Mungkin karena ego masing-masing yang masih mementingkan egonya sendiri atau karena menganggap perannya lebih penting dari pasangannya. Nah, ini yang menurut gw bahaya kalo nggak segera ditindaklanjuti. Selama kita belum melepaskan ego pribadi, kita akan berakhir terus menuntut kepada pasangan kita. Ini yang gw pelajari dari nyokap gw. Ada benernya juga sih. Kenyataannya teori lebih mudah daripada praktek bahkan nyokap pun yang sudah berpuluh-puluh tahun menikah masih suka susah untuk mempraktekannya. Moreover, setiap gw berantem ama Mamat, gw selalu mencoba untuk mengingatkan diri sendiri untuk tidak menuntut.

Anyway, persoalan tuntutan ego yang merasa dirinya melakukan peran lebih penting dalam pernikahan gw ini merembet kemana-mana. Dari soal keuangan, soal 'hak gw' dan 'suka-suka gw'! Seperti sekarang, Mamat merasa dirinya berhak untuk keluar nongkrong sama temen-temennya karena dia sudah bekerja dan butuh refreshing. Waktu awal-awal, ini selalu jadi bahan berantem kita tiap minggu. Emang sih dulu dia rajin bawa gw kemana-mana tapi semenjak hamil Aria, mana bisa lagi gw ikut-ikut nonkrong sampai subuh. Nah, berantemnya kita karena gw menuntut dia untuk tinggal di rumah dan menemani gw. Mamat dan kaki gatelnya mana bisa dikekang begitu. Akhirnya gw mengalah untuk kasih dia keluar sekali-sekali dan mencoba mengerti kalo dia butuh social life juga. Kebetulan semenjak hamil, gw jadi tipe rumahan yang betah aja di rumah asalkan ada internet ama buku.

Soal 'hak gw' dan 'suka-suka gw' ini emang pasti berhubungan dengan soal keuangan. Karena dia yang kerja, jadi kalo dia lagi mabok 'ini uang gw' terus kalo lagi sober 'ini uang kita'. Yang beginian nih yang buat keki.

Jujur gw akui kalo posisinya dibalik dengan gw yang jadi alpha wife dan dia jadi Bapak Rumah Tangga, gw pasti akan menuntut lebih. Gw mungkin akan merasa gw yang lebih 'tinggi' dari dia dan juga mungkin akan melihat dia lebih 'rendah'. Kedengerannya jahat banget ya tapi inilah yang namanya ego. Who knows selama ini dia juga berpikir begitu tentang gw. Tapi semoga enggak ya. Sejauh ini sih dia nggak pernah ngomong gitu ke gw tapi kadang setan-setan kecil suka ngedorong gw buat mikir yang negatif.

Pada akhirnya, siapa sih yang mau punya hubungan macam itu? Pasti nggak ada. Tapi nyatanya hasil curhat sama temen-temen lain, ada juga loh yang begitu. Hopefully ini cuma karena pernikahan yang masih berumur jagung aja. Seiring dengan berjalan waktu dan semakin lama menikah, semoga lama kelamaan bisa melepas ego masing-masing. Kan katanya gitu, pernikahan adalah proses pembelajaran yang sangat panjang. Tinggal kitanya aja yang harus kuat dan mau belajar along the way.

As a reminder, semoga nggak clash. Post ini aseli bukan berniat untuk menggurui. Ini random thoughts gw dan mau gw jadiin pengingat buat diri gw sendiri. Syukur-syukur bisa bantu saling menguatkan bagi pembaca yang mungkin juga mengalami hal yang sama.


No comments: